3D Mapping

Slide design by Stars Track.faceebook

Map Tata Kota

Slide design by Stars Track.faceebook

GIS Group

Slide design by Stars Track.faceebook

3D Analysis featured

Slide design by Stars Track.faceebook

Background

Slide design by Stars Track.faceebook

t


Sabtu, 23 Februari 2013

Cara Konversi Decimal ke Degree <-> Degree Minute Seconds

Node atau Site merupakan fakta/ kondisi keberadaan suatu titik dalam nilai. Keberadaan site merupakan perpotongan minimal 2 garis atau yang dikenal dengan koordinat. Koordinat umumnya dituliskan dengan format DMS (Degree-Minute-Second), terkadang juga dituliskan dengan format decimal (catatan: jika berada dibelahan bumi Utara dan Timur maka bernilai positif dalam hal ini untuk nilai Lintang atau Latitude dan Bujur atau Longitude).

Untuk konversi DMS to Decimal, sebagai berikut :
Misalkan Koordinat Site A : 80 11’ 16.00’’ S   dan   1140 55’ 54.00’’ E
 Untuk konversi lintang/ latitude, sebagai berikut :
=  (nilai Degree) + (nilai Minute/60) + (nilai Second/3600); hasilnya
= 8+(11/60)+(16/3600)
= 8.187778, karena berada di belahan  South/ Selatan (Negative Earth), maka hasil akhirnya
= -8.187778
Hal yang sama untuk konversi Lintang/ Longitude, di mana hasil akhirnya 144.931667 (bernilai positif, karena berada di belahan East/ Timur (Positive Earth)).
Untuk konversi Decimal to DMS, sebagai berikut
Misalkan Koordinat Site A : -8.187778  dan   114.931667
Untuk konversi lintang/ latitude (-8.187778) , sebagai berikut :
a. Nilai D/ Degree diambil dari Nilai Integer bernilai positif, yaitu 8
b. Nilai M/ Minute diambil dari Nilai Integer ((Pecahan Nilai Degree) * 60)
= int (0.187778 * 60)
= int (11.26668), hasil akhirnya
= 11
c. Nilai S/ Second diambil dari ((Pecahan Nilai Minute * 60)
= (0.26668 * 60)
= 16.0008, hasil akhirnya dengan pembulatan
= 16.00
Untuk versi microsoft excel/ xls nya bisa di download Konversi DMS-Dec dan Dec-DMS
Detail hingga perhitungan azimuth dan jarak antar site, silahkan dilihat disini

Terimakasih

Jumat, 15 Februari 2013

Pemrograman di ArcGIS

Secara umum pemrograman di ArcGIS terdiri dari 3 jenis, :

1. Customasi ArcGIS Desktop dengan VBA/Python untuk arcgis hingga versi 10.0. Mulai versi 10.1 vba jadi modul tersendiri harus beli ekstensi khusus. Costumasi bs menggunakan python
2. Membuat extensi di ArcGIS desktop dengan menggunakan Visual Basic/Java/C++/.NET(C# & VB.NET)
3. Membuat aplikasi standalone dengan menggunakan ArcEngine bisa menggunakan VB/C++/ .NET(C# & VB.NET).
Untuk nomer 1 dan 2 pada komputer dimana kita akan mendevelop aplikasi harus diInstall ArcGIS Desktop sedangkan untuk nomer 3 tidak perlu ada ArcGIS Desktop tp harus ada ArcGIS engine runtime, mulai versi 10.1 ada bebrapa perubaha yang cukup signifikan dalam workflow yang biasa dilakukan serta sistem penamaan di ArcGIS. Informasi lebih lanjut bisa di Googling, investasikan waktu untuk mempelajarinya, semoga mencerahkan.

bisa dilihat di arcscript.esri.com

tools Mapping


PostgreSQL atau sering disebut Postgres merupakan salah satu dari sejumlah database open source yang menawarkan skalabilitas, keluwesan, dan kinerja yang tinggi. SQL di PostgreSQL tidaklah seperti yang kita temui pada RDBMS umumnya. Perbedaan penting antara PostgreSQL dengan sistem relasional standar adalah arsitektur PostgreSQL yang memungkinkan user untuk mendefinisikan sendiri SQL-nya, terutama pada pembuatan function atau biasa disebut sebagai stored procedure. Hal ini dimungkinkan karena informasi yang disimpan oleh PostgreSQL bukan hanya tabel dan kolom, melainkan tipe, fungsi, metode akses, dan banyak lagi yang terkait dengan tabel dan kolom tersebut. Semuanya terhimpun dalam bentuk class yang bisa diubah user. Arsitektur yang menggunakan class ini lazim disebut sebagai object oriented.
Untuk platform Windows, PostgreSQL hanya bisa berjalan jika tipe format harddisk yang digunakan adalah NTFS, jika tipe format FAT/FAT32 PostgreSQL tidak bisa diinstall. Sedangkan untuk platform yang lain, PostgreSQL bisa berjalan tanpa syarat khusus.

PostGis
 
PostGIS adalah extension dari PostgreSQL yang bersifat objectrelational database server yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan fitur SIG dalam database server. PostGIS adalah software Open Source yang tidak perlu membeli lisensi untuk menggunakannya.
PostGIS dikembangkan oleh Refractions Research of Victoria sebagai proyek penelitian teknologi database spasial. PostGIS mempunyai karakteristik unik tersendiri yang membedakannya dengan database yang lain, seperti :
  1. PostGIS mendukung semua fitur OGC (OpenGIS Consortium) seperti : titik, garis, polygon, multipoint, multiline, multipoligon, dan GeometryCollection.
  2. PostGIS menggunakan teks format OGC dalam perintah SQL untuk merepresentasikan fitur SIG.
PostGIS menyediakan proses indexing secara cepat dengan menggunakan GiST (Generalized Search Tree) atau R-Tree indexes

Jumat, 14 Desember 2012

KML2SHP

Pada posting sebelumnya,  saya menyajikan tips dan tools untuk  membuat shapefile menjadi file *KML/KMZ atau Export Shape to KML, maka posting ini justru sebaliknya, yaitu tips untuk membuat file KML menjadi shapefile atau file lainnya (DXF, TAB, GPX, TXT, BLN, CSV). Seperti Anda ketahui bahwa pada Google Earth seorang user bisa melakukan melakukan on screen digitizing baik Placemark (point), path (polyline) maupun polygon melalui dropdown menu – - > add. Untuk menyimpan menjadi file KML  klik File – - > Save – - > Save Place As kemudian Save As Type-nya *.KML. Nah, file inilah nantinya yang bisa di konversi ke shapefile.
Proses konversi ini, membutuhkan tools yang disebut KML2SHP. Anda bisa download pada http://www.zonums.com/kml2shp.html. Semua tipe feature KML baik Point, Polyline (Path), maupun Polygon (inner and outer) oleh tools tanpa instalasi ini bisa di eksport ke shp. Setiap shapefile hasil konversi termasuk didalamnya adalah attributes table (dbf) dan index file (shx).  Lihat gambar berikut :
Langkah-langkah penggunaannya sangat mudah, yaitu :
1. Buka KML File, maka feature yang dimaksud akan tergambar pada viewer yang tersedia.
2. Pilih tipe feature dari shapefile, Point, Polyline (Path), atau Polygon (inner and outer)
3. Ubah sistem proyeksi peta sesuai dengan keinginan anda (optional)
4. Pilih output nama shapefile dengan klik ikon bergambar disket
5. Klik button Accept
Lihat gambar dibawah ini
KML2SHP ini bisa juga untuk melakukan export ke AutoCAD (DXF) and GPS (GPX). Jika anda membutuhkan konversi KML to TAB atau TXT/CSV anda bisa menggunakan tools yang tersedia di KML2X Website Tool http://www.zonums.com/online/kml2x.html.
Cara kerjanya hampir sama dengan KML2SHP, namun dari pengalaman saya menggunakannya ketika klik Open KML File, Window Browse File KML-nya sering error. Mungkin akan berbeda di tempat anda mengaksesnya. Silahkan mencoba…
link download peta kontur indonesia klik disini

Sabtu, 21 Juli 2012

SWAT |Soil & Water Asessement Tools

Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin dan pengaturan waktu tepat, sehingga tidak terjadi banjir yang merusak pada musim hujan dan terdapat cukup air pada musim kemarau. Konservasi air dapat dilakukan dengan:
  1. meningkatkan pemanfaatan komponen hidrologi yaitu air permukaan dan air tanah.
  2. meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi
Surface water management meliputi [1]pengendalian aliran permukaan;[2]pemanenan air (water harvesting);[3]meningkatkan kapasitas inflitrasi tanah;[4]pengolahan tanah;[5]penggunaan bahan penyumbat;[6] melapisi saluran air

SWAT Tutorials

Sabtu, 14 Juli 2012

Grass

screenshots
GRASS GIS users map
  GRASS GIS User map
wxGUI 3D view mode in GRASS 6.4

Geographic Resources Analysis Support System

Grass adalah software SIG (Sistem Informasi Geografis) yang digunakan untuk mengelola data spatial dan analisis, pengolahan gambar grafis pemodelan peta dan menvisualkan.GRASS saat ini digunakan dalam pengaturan akademik dan komersial di seluruh dunia, maupun oleh lembaga pemerintah dan perusahaan konsultan lingkungan. GRASS  Open Source Geospatial Foundation.

  1. GRASS GIS Community Sprint 2012 in Prague - Prestasi paling besar tanggal 16 juni 2012.
  2. GRASS Welcomes three Google Summer of Code 2012 students - dari antara 22 proyek SoC OSGeo
  3. Grass

Jumat, 13 Juli 2012

Pengenalan Mapserver

MapServer merupakan aplikasi freeware dan open source yang memungkinkan kita menampilkan data spasial (peta) di web. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan di Universitas Minesotta, Amerika Serikat untuk proyek ForNet (sebuah proyek untuk menajemen sumber daya alam) yang disponsori NASA (Nasional Aeronautics and Space Administration). Dukungan NASA dilanjutkan dengan dikembangkan proyek TerraSIP untuk menajemen data lahan. Saat ini, karena sifatnya yang terbuka (open source), pengembangan MapServer dilakukan oleh pengembang dari berbagai negara

Pengembangan MapServer menggunakan berbagai aplikasi open source atau freeware seperti Shapelib untuk baca/tulis format data Shapefile, FreeType untuk merender karakter, GDAL/OGR untuk baca/tulis berbagai format data vektor maupun raster, dan Proj.4 untuk menangani beragam proyeksi peta.

Pada bentuk paling dasar, , MapServer berupa sebuah program CGI (Common Gateway Interface). Program tersebut akan dieksekusi di web server dan berdasarkan beberapa parameter tertentu (terutama konfigurasi dalam bentuk file *.MAP) akan menghasilkan data yang kemudian akan dikirim ke web browser, baik dalam bentuk gambar peta atau bentuk lain.

MapServer mempunyai fitur-fitur berikut :

  • Menampilkan data spasial dalam format vektor seperti : Shapefile (ESRI), ArcSDE (ESRI), PostGIS dan berbagai format data vektor lain dengan menggunakan library OGR
  • Menampilkan data spasial dalam format raster seperti TIFF/GeoTIFF, EPPL7 dan berbagai format data raster lain dengan menggunakan library GDAL
  • Menggunakan quadtree dalam indexing data spasial, sehingga operasi-operasi spasial dapat dilakukan dengan cepat.
  • Dapat dikembangkan (customizable), dengan tampilan keluaran yang dapat diatur menggunakan file-file template
  • Dapat melakukan seleksi objek berdasar nilai, berdasar titik, area, atau berdasar sebuah objek spasial tertentu
  • Mendukung rendering karakter berupa font TrueType
  • Mendukung penggunaan data raster maupun vektor yang di-tiled (dibagi-bagi menjadi sub bagian yang lebih kecil sehingga proses untuk mengambil dan menampilkan gambar dapat dipercepat)
  • Dapat menggambarkan elemen peta secara otomatis , skala grafis, peta indeks dan legenda peta
  • Dapat menggambarkan peta tematik yang dibangun menggunakan ekspresi logik maupun ekspresi reguler
  • Dapat menampilkan label dari objek spasial, dengan label dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling tumpang tindih
  • Konfigurasi dapat diatur secara on the fly melalui parameter yang ditentukan pada URL
  • Dapat menangani beragam system proyeksi secara on the fly

Saat ini, selain dapat mengakses MapServer sebagai program CGI, kita dapat mengakses MspServer sebagai modul MapScript, melalui berbagai bahasa skrip : PHP, Perl, Phyton atau Java. Akses fungsi-fungsi MapServer melalui skrip akan ebih memudahkan pengembangan aplikasi. Pengembang dapat memilih bahasa yang paling familiar.

2.2 Arsitektur Mapserver


Arsitektur Mapserver

Gb.1 Gambar arsitektur dasar dari aplikasi MapServer

Aplikasi mapserver sederhana terdiri dari:
  • Map File - Konfigurasi tfile teks yang terstruktur untuk sebuah aplikasi mapserver. Mendefiniskan bentuk area peta, memberitahukan dimana data peta dan konfigurasi dan juga output gambar peta, dan temporary folder peta. Juga mendefinisikan informasi layer termasuk layer peta dan data atributnya, termasuk juga sumber data (data source), proyeksi dan penyimbolan (symbology). Ekstensi filenya harus berupa .map atau kalo tidak mapserver tidak akan bisa mengenalinya.
  • Geographic Data - MapServer can utilize many geographic data source types. The default format is the ESRI shapefile. Many other data formats can be supported, this is discussed further below in Adding data to your site.
  • HTML Pages - the interface between the user and MapServer . They normally sit in Web root. In it’s simplest form, MapServer can be called to place a static map image on a html page. To make the map interactive, the image is placed in an html form on a page.
    CGI programs are ‘stateless’, every request they get is new and they don’t remember anything about the last time that they were hit by your application. For this reason, every time your application sends a request to MapServer, it needs to pass context information (what layers are on, where you are on the map, application mode, etc.) in hidden form variables or URL variables.
    A simple MapServer CGI application may include two html pages:
    • Initialization File - uses a form with hidden variables to send an initial query to the http server and MapServer. This form could be placed on another page or be replaced by passing the initialization information as variables in a URL.
    • Template File - controls how the maps and legends output by MapServer will appear in the browser. By referencing MapServer CGI variables in the template html, you allow MapServer to populate them with values related to the current state of your application (e.g. map image name, reference image name, map extent, etc.) as it creates the html page for the browser to read. The template also determines how the user can interact with the MapServer application (browse, zoom, pan, query).
      See also
  • MapServer CGI - The binary or executable file that receives requests and returns images, data, etc. It sits in the cgi-bin or scripts directory of the http server. The Web server user must have execute rights for the directory that it sits in, and for security reasons, it should not be in the web root. By default, this program is called mapserv
  • HTTP Server - serves up the html pages when hit by the user’s browser. You need a working HTTP (Web) server, such as Apache or Microsoft Internet Information Server, on the machine on which you are installing MapServer.

Arsitektur aplikasi pemetaan di web dibagi menjadi dua pendekatan sebagai berikut :
  • Pendekatan Thin Client
    Pendekatan ini menfokuskan diri pada sisi server. Hampir semua proses dan analisis data dilakukan berdasarkan request di sisi server. Data hasil pemrosesan kemudian dikirimkan ke klien dalam format standard HTML, yang di dalamnya terdapat file gambar dalam format standard (misalnya GIF, PNG atau JPG) sehingga dapat dilihat menggunakan sembarang web browser. Kelemahan utama pendekatan ini menyangkut keterbatasan opsi interaksi dengan user yan kurang fleksibel.
  • Pendekatan Thick Client
    Pada pendekatan ini, pemrosesan data dilakuakn di sisi klien menggunakan beberapa teknologi seperti kontrol ActiveX atau applet. Kontrol ActiveX atau applet akan dijalankan di klien untuk memungkinkan web browser dengan format data yang tidak dapat ditangani oleh web browser dengan kemampuan standard. Dengan adanya pemrosesan di klien, maka transfer data antara klien dengan web server akan berkurang

MapServer menggunakan pendekatan thin client. Semua pemrosesan dilakukan di sisi sever. Informasi peta dikirinkan ke web browser di sisi klien dalam bentuk file gambar (JPG, PNG, GIF atau TIFF).

jika ingin mengunduh mapserver silakan klik di sini :
mapserver.org